Novel Azab dan Sengsara
Azab dan Sengsara adalah
sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh
Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan
sepasang kekasih, Amiruddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan
menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa
Indonesia.
Adat dan kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut.
1.
Menikahkan anak secara paksa (jodoh dipilihkan orang tua)
Aminudin dijodohkan dengan wanita bukan pilihannya
2.
Harta merupakan pertimbangan dalam menjodohkan anak Mariamin
berasal dari keluarga kurang mampu maka ditolak oleh keluarga Aminudin.
3.
Poligami (laki-laki dengan istri lebih dari satu) Kasibun
mengku perjaka ternyata telah beristri, dan Mariamin dijadikan isteri kedua.
4.
Budaya makan keluarga selalu dilakukan bersama-sama (lengkap;
ayah, ibu, dan anak). Jika ada sesuatu hal yang di luar kebiasaan terjadi, maka
anak diperbolehkan makan terlebih dahulu. Sementara istri harus tetap mengunggu
suaminya.
5.
Anak harus menurut perintah ibunya. Kutipannya sebagai
berikut.
Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut.
1.
Anak sangat berbakti kepada orang tuanya. Aminudin tak
mencintai wanita pilihan orang tuanya namun tak berani menolak karena baktinya
kepada orang tuanya.
2.
Isteri sangat taat kepada suaminya. Meskipun Mariamin ditipu
oleh Kasibun yang mengaku perjaka, ia tetap berbakti kepada suaminya.
Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut.
1.
Telekomunkasi jarak jauh asih menggunakan surat atau telegram
2.
Pernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot
3.
Anak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar