Minggu, 05 Februari 2017

Adat, Etika dan Moral Novel Siti Nurbaya

Novel Siti Nurbaya



Sitti Nurbaya adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada tahun 1922

Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut.
1.       Ia terbiasa memakai topi putih yang seringkali dipakai bangsa Belanda. Bukti kutipan: "Topinya topi rumput putih yang biasa dipakai bangsa belanda" 
2.      Seorang gadis yang selalu mengenakan gaun terbuat dari kain batis dengan motif kembang kembang berwarna merah jambu. Bukti kutipan: "Gaunnya (baju nona-nona) terbuat dari kain batis yang berkembang merah jambu"
3.      Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan: "Dekat putri ini duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah."
4.      Orang padang saat berbicara seringkali menggunakan peribahasa yang penuh arti. Bukti kutipan: "Akan tetapi sebab ia seorang yang 'pandai hidup' sebagai kata peribahasa Melayu, selalulah rupanya seperti orang yang tak pernah kekuranagan.
5.      Seorang istri di masyarakat padang merupakan hamba dari laki-laki dan laki-laki itu adalah tuannya perempuan. Bukti kutipan: "Bukankah laki-laki itu tuan perempuan dan perempuan itu hamba laki-laki? Tentu saja mereka boleh berbuat sekehendak hatinya kepada kita; disiksa, dipukul, dan didera dengan tiada diberi belanja yang cukup dan rumah tangga yang baik."

Adat yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut.
1.       Jika akan melaksanakan proses perdukunan, hendaklah harus menyiapkan syarat-syaratnya. Bukti kutipan: "Baiklah... Hamba mohon perasapan dan kemenyan serta air bersih secambung dan sirih kuning tujuh lembar."
2.      Di Padang, pernikahan dipandang sebagai perniagaan, laki-laki dibeli oleh perempuan, karna perempuan memberi uang kepada laki-laki. Bukti kutipan: "Perkawinan itu dipandang sebagai perniagaan, disini laki-laki dibeli oleh perempuan"
3.      Di gunung Padang terdapat banyak kuburan, dan pada moment tertentu, tempat itu ramai dikunjungi pendatang yang ingin mendoakan arwah yang telah pergi. Bukti kutipan: " Memang digunung itu banyak kuburan, sedang dipuncaknya adalah sebuah makam, didalam suatu gua batu, tempat yang berkaul dan bernazar. Sekali setahun, saat-saat akan masuk puasa pada waktu hari raya, penuhlah gunung itu dengan penziarah..."
4.      Orang besar, penghulu/orang berpangkat tinggi yang memiliki istri lebih dari 1 sudah banyak, sebab  itulah adat di Padang, sebab dengan memiliki banyak istri, itu berarti dia meiliki banyak keturunan. Bukti kutipan: "Sekalian penghulu di Padang ini beristeri 2,3, sampai 4 orang. Bukankah harus orang besar itu beristri banyak?"
5.      Saat ingin makan, sebelumnya harus menyiapkan makan terlebih dahulu dan bersikap seperti ada yang sudah ada. Bukti kutipan: ".... menyediakan makanan diatas tikar rumput yang telah dialas dengan kain putih, terbentang di tengah rumah. Beberapa lama kemudian, duduklah Ahmad Maulana makan dihadapi istrinya, sedang Alimah & Nurbaya duduk jauh sedikit dari sana...."

Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut.
1.       Janganlah kamu bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Bukti kutipan: "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang sebenarnya hendak menjerumuskannya ke jurang yang terlebih dalam, karena hatimu terlebih bengis daripada setan itu, belum puas lagi."
2.      Apabila ada tamu yang datang hendaknya kita menyediakan minuman dan makanan kecil. Bukti kutipan: "Sementara itu segala kue-kue yang lezat rasanya, diedarkanlah, dibawa kepada sekalian tamu. Demikian pula minum-minuman..."
3.      Sebagai anak muda, hendaklah kita menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Bukti kutipan: "Ah jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua hari bekerja pada ayahmu. melainkan telah bertahun-tahun. Dan belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa."
4.      Jika sedang bermain dengan teman, sebaiknya kita menjaga tingkah laku. Bukti kutipan: "Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Janganlah engkau berlaku yang tiada senonoh!"
5.      Jika orang tua kita sedang berbincang dengan tamu, dan kita tidak berkepentingan, sebaiknya kita masuk dan tidak perlu mendengarkan pembicaraan mereka. Bukti kutipan: "Kemudian masuklah ia kedalam biliknya. Rupanya ia mengerti bahwa orangtuanya itu sedang memperbnincangkan hal yang tak boleh didengarnya."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar