Biografi Anies Baswedan
1. Identitas Tokoh
Nama :
Anies Rasyid Baswedan
Tempat/Tgl
Lahir : Kuningan/ 7 Mei 1969
Pendidikan : S1 UGM 1995
S2 USA
Orang
Tua : Ayah : Drs Rasyid Baswedan SU
Ibu :
Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd
2. Keunggulan Tokoh
1. Peraih Young Global Leaders
(Februari 2009).
2. Anggota Tim-8 dalam
kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan
KPK
yaitu Bibit dan Chandra. Anies
3. Menjadi Menteri Pendidikan
Republik Indonesia
3. Alasan Mengidolakan
1.
Banyak Prestasinya
2.
Pandai/ Tokoh Cerdik Cendikiawan
3.
Taat dalam beragama.
Namanya sudah tidak asing lagi di Indonesia dan sudah
sangat terkenal sebagai praktisi pendidikan serta mantan menteri pendidikan era
presiden Joko Widodo. Anies Baswedan lahir dengan dengan nama lengkap Anies
Rasyid Baswedan. Ia dilahirkan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, provinsi
Jawa Barat. Saat ini ia merupakan Menteri Pendidikan Nasional.
Anis Baswedan merupakan anak pertama dari pasangan
Drs. Rasyid Baswedan, S.U. yang berkerja sebagai Dosen Fakultas Ekonomi di
Universitas Islam Indonesia dan Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. yang berkerja
sebagai Guru besar dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Negeri Yogyakarta), Anies Baswedan merupakan cucu dari Abdurrachman
Baswedan (AR Baswedan), beliau merupakan salah seorang pejuang pergerakan
nasional dan pernah menjadi Menteri Penerangan pada masa awal kemerdekaan
Indonesia.
Sejak kecil Anies Baswedan telah akrab dengan dunia
organisasi dan kepemimpinan. Ketika usianya baru 12 tahun, Anies membentuk
kelompok anak-anak muda (7-15 tahun) kampungnya yang diberi nama 'Kelabang'
(Klub Anak Berkembang), Mereka mengadakan berbagai kegiatan olahraga dan
kesenian. Anies Baswedan memulai pendidikan formalnya menjelang usia lima
tahun. Ia masuk ke sekolah TK Mesjid Syuhada di Kota Baru, Yogyakarta.
Kemudian, memasuki usia enam tahun Anies dimasukkan ke SD Laboratori
Yogyakarta. Anies melanjutkan masa SMP-nya di SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Anies melanjutkan masa SMA-nya di SMAN 2 Yogyakarta. Ketika SMA, Anies pernah menjadi ketua OSIS se-Indonesia ketika ia mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jakarta pada September 1985. Ia menjadi ketua untuk 300 delegasi SMA-SMA se-Indonesia. Saat itu Anies baru berada di kelas satu.
Anies melanjutkan masa SMA-nya di SMAN 2 Yogyakarta. Ketika SMA, Anies pernah menjadi ketua OSIS se-Indonesia ketika ia mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jakarta pada September 1985. Ia menjadi ketua untuk 300 delegasi SMA-SMA se-Indonesia. Saat itu Anies baru berada di kelas satu.
Kuliah
di UGM dan Menyelesaikan Pendidikan Doktor di Amerika Serikat
Anies Baswedan Muda
|
Anies menjalani masa SMA selama 4 tahun pada 1985-1989
karena terpilih sebagai peserta dalam program AFS. Anies mengikuti program
pertukaran pelajar AFS Intercultural Programs, yang di Indonesia
diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Milwaukee,
Wisconsin, Amerika Serikat (1987-1988).
Ia kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Gajah
Mada di Fakultas Ekonomi. Semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM)
(1989-1995), Anies Baswedan aktif di gerakan mahasiswa seperti di HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) dan menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM. Sewaktu menjadi
mahasiswa UGM, dia mendapatkan beasiswa Japan Airlines Foundation untuk
mengikuti kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia di
Tokyo, Jepang. Setelah lulus kuliah di UGM pada 1995, Anies bekerja di Pusat
Antar Universitas Studi Ekonomi di UGM.
Kemudian, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright untuk
pendidikan Master Bidang International Security and Economic Policy di Universitas
Maryland, College Park. Sewaktu kuliah, dia dianugerahi William P. Cole III
Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student
Award.
Pada 2005, Anies menjadi peserta Gerald Maryanov
Fellow di Departemen Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois sehingga
dapat menyelesaikan disertasinya tentang "Otonomi Daerah dan Pola
Demokrasi di Indonesia". Ketika berada di Amerika Serikat, Anies aktif di
dunia akademik dengan menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara dalam berbagai
konferensi. Ia banyak menulis artikel mengenai desentralisasi, demokrasi, dan
politik Islam di Indonesia.
Artikel jurnalnya yang berjudul "Political Islam:
Present and Future Trajectory" dimuat di Asian Survey, sebuah jurnal yang
diterbitkan oleh Universitas California. Sementara, artikel Indonesian Politics
in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democracy
diterbitkan oleh BIES, Australian National University. Sepulang ke Indonesia,
Anies bekerja sebagai National Advisor bidang desentralisasi dan otonomi daerah
di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta (2006-2007). Selain itu
pernah juga menjadi peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (2005-2007).
Anies Baswedan Menjadi Rektor Universitas Paramadina
Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi
rektor Universitas Paramadina. Anies menjadi rektor menggantikan posisi yang
dulu ditempati oleh cendekiawan dan intelektual Muslim, Nurcholish Madjid, yang
juga merupakan pendiri universitas tersebut. Saat itu ia baru berusia 38 tahun
dan menjadi rektor termuda di Indonesia. Majalah Foreign Policy memasukan Anies
dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia.
Pada 2008, Ia merintis Program Beasiswa di Universitas
Paramadina bernama Paramadina Fellowship. Program ini mengadopsi konsep yang
biasa digunakan di universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa dengan
menyematkan nama sponsor sebagai predikat penerima beasiswa. Jika mahasiswa A
mendapat beasiswa dari institusi B, yang memang menjadi salah satu sponsor, di
belakang nama mahasiswa dicantumkan nama sponsor, menjadi A, Paramadina,
Institusi B Fellow.
Prestasi dan Penghargaan Anies Baswedan
Nama Anies Baswedan tercantum sebagai satu-satunya
orang Indonesia yang masuk pada daftar yang dirilis majalah tersebut pada edisi
April 2008. Anies berada pada jajaran nama-nama tokoh dunia antara lain tokoh
perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin
Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen, serta Vaclav Havel, filsuf,
negarawan, sastrawan, dan ikon demokrasi dari Ceko. Sementara, World Economic
Forum, berpusat di Davos, memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders
(Februari 2009).
Majalah bulanan berbahasa Jepang itu menilai bahwa
Anies adalah tokoh yang merupakan salah satu calon pemimpin Indonesia masa
mendatang. Pada Pemilu 2009, Anies menjadi moderator dalam acara debat calon
presiden 2009. Pada akhir 2009, Anies dipilih oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk menjadi anggota Tim-8 dalam kasus sangkaan pidana terhadap
pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra. Anies, yang bukan berlatar belakang
hukum, dipilih menjadi Juru Bicara Tim-8.
Kemudian, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih
sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun
mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April (2010).
Dalam edisikhusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun”, Majalah Foresight
menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan skan menjadi perhatian dunia. Mereka
akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade mendatang.
Nama Anies disematkan bersama 19 tokoh dunia lain
seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez,
Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National
CongressIndia Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota
House of Representative AS, Paul Ryan.
Penyampaiannya yang sistematis, tenang dan obyektif
dianggap turut membantu menjernihkan suasana dalam suhu politik yang agak
memanas pada masa itu (Tim-8 bekerja non-stop selama 2 minggu di bulan November
2009). Anies adalah seorang muslim moderat yang sampai saat ini tetap konsisten
pada pendiriannya untuk tidak memihak pada kekuatan (politik) tertentu.
Memasuki tahun 2013, Anie Baswedan resmi terjun ke
dunia politik setelah lama bergelut di dunia pendidikan dan sosial. Ia kemudian
menjadi peserta konvensi capres dari partai demokrat. Namun tahun 2014, Anies
kemudian resmi bergabung dalam tim pemenangan Capres Jokowi - Jusuf Kalla
dimana posisinya ketika itu sebagai Juru Bicara dari pasangan Capres dan
Cawapres Jokowi -JK.
Menjadi Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Kemudian setelah Jokowi - Jusuf Kalla ditetapkan
sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014, Jokowi kemudian
menunjuk Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika
memimpin kementrian pendidikan, Anies Baswedan kemudian merombak organisasi di
lingkup kementrian pendidikan seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
dipisahkan, dan digabung dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi.
Selain itu ia juga melakukan Pembenahan pada seleksi
terbuka kemendikbud kemudian melakukan distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP),
membuat program sekolah aman serta mengimbau para orangtua mengantar anaknya
sekolah pada tahun ajaran baru. Anies juga menerapkan kurikulum pendidikan
terbaru serta menyebarkan guru berkualitas di agar merata di semua wilayah
serta melakukan hingga reformasi ujian nasional.
Banyak prestasi yang dibuat oleh Anies Baswedan ketika
menjabat sebagai Menteri Pendidikan di era pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla,
Anie Baswedan menjabat sebagai menteri pendidikan dari tahun 2014 hingga
pertengahan tahun 2016. Setelah itu ia kemudian digantikan oleh Muhadjir
Effendy.
Setelah tidak menjabat sebagai menteri pendidikan,
Anies Baswedan kemudian diusung oleh partai Gerindra untuk maju sebagai calon
gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai
calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis,
S.Psi., M.Sc. dan dikaruniai empat anak: Mutiara Annisa (sulung), Mikail Azizi
(kedua), Kaisar Hakam (ketiga), dan Ismail Hakim (bungsu). Kediaman Anis
Baswedan bertempat tinggal di daerah Lebak Bulus di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar