Kamis, 26 Januari 2017

Makalah Tumbuhan berbiji

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Biji  adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lainc untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
Kata "biji" adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta. Kata "biji" acap dipertukarkan penggunaannya dengan "benih" dan "bibit". Dalam istilah teknis pertanian dan kehutanan, "benih" adalah biji yang dipersiapkan khusus untuk menghasilkan tanaman baru. Sedangkan "bibit" (atau juga disebut "semai") adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan benih, atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain (misalnya cangkok, stek, okulasi dan lain-lain).
B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari biji
2.      Untuk mengetahui bagian – bagian dari biji
3.      Untuk mengetahui perkecambahan pada biji
4.      Untuk mengetahui macam – macam  perkecambahan

C.      Rumusan Masalah
A.  Pengertian Biji
B.  Struktur Biji 
C.  Bagian-bagian Tambahan pada Luar Kulit Biji
D.  Perkecambahan Biji
E.  Tumbuhan Berbiji
F.  Peranan Spermatophyta
G.  Siklus Hidup Gymnospermae
I.    Soal dan Jawaban    










BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Biji

Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.

Bagi tumbuhan biji (spermathophyta) biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke6tempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai pada papan biji atau tembuni (placenta).
 

B.      Struktur Biji

Biji tersusun atas tiga komponen  utama, yakni: Kulit Biji

Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).
Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua lapisan, yakni :
a)     lapisan kulit luar  (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung utama bagian dalam biji. Bagian luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda : merah, biru, perang, kehijau-hijauan ada yang licin rata ada pula yang memiliki permukaan yang keriput.
b)     Lapisan kulit dalam  (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali  disebut sebagai kulit ari.

Pada Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga lapisan, yakni:
a)    Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda   berwarna hijau kemudian berwarna kuning dan akhirnya merah.
b)    Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.contohnya kelapa (cocos nucifera)
c)    Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada inti biji.
·         Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.

·         Inti Biji (Nucleus seminis)
Inti biji adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji terdiri atas :
a)     Lembaga (embryo)  yang merupakan calon individu baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru , setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga didalam biji telah memperlihatkanketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu:
b)     Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya akan tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini ujungnya menghadap kearah liang biji, dan pada perkecam,bahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi.
c)     Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga mempunyai fungsi :

·       Sebagai tempat penimbunan makanan
·       Sebagai alat untuk melakukan asimilasi (pengolahan zat organik
·       Sebagai alat penghisap makanan (skutelum)
d)      Batang lembaga (cauliculus), yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
·       Ruas batang diatas daun lembaga (internodium epicotylum)
·       Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
e)      Putih lembaga (albumen)

Adalah jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan. Namun cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga melainkan dalam daun lembaga, maka dari itu daun lembaga menjadi tebal.

Menurut asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi, putih lembaga dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a)     Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbunan makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga skunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sprma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Melihat asalnya putih lembaga dalam ini, maka biji dengan bagian ini hanya dalam ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
b)    Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji diluar kandung lembaga, entas dari nuselus entah dari selaput bakal biji.

C.      Bagian-bagian tambahan pada kulit luar biji meliputi :

a)      Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam  pemencaran oleh angin. Contoh biji Moringa oleifera
b)       Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut.
Bulu-bulu ini memiliki fungsi seperti sayap yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Contoh Gossypium sp.
c)      Salut biji (arillus). Contoh pada Durio zibethinus
d)      Salut biji semu (arillodium),
e)      Pusar biji (hilus), ykni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan
         dengan tali pusar. Contoh pada Vigna sinensis
f)       Liang biji (micropyle), yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari.  Contoh pada biji Ricinus communis
g)      Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus. Contoh Vitis vinifera
h)      Tulang-tulang biji (raphe), yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh pada biji  Ricinus communis.

Batang lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk lembaga (plumula). Calon-calon daun itu ada yang sudah jelas, ada pula yang belum , sehingga yang dinamakan plumula sering kali hanya berupa titik tumbuh batang lembaga saja.Jika akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya pun mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum).Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji:

1.    Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga. Lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga disebut tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), karena biji tampak utuh/tunggal
2.    Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas terlihat terdiri atas dua belahan daun atau dua keping, tumbuhan ini dinamakan tumbuhan biji belah (dicotyledoneae).
3.    Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga dapat sampai15.tumbuhan ini termasuk dalam golongan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).

D.     Perkecambahan Benih/Biji

Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal daril lembaga. Hanya pada kecambah bagian-bagian tadi sudah lebih jelas mempunyai ukuran yang lebih besar.

1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan

a)         Faktor dalam Antara lain :
·           Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
·           Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
·           Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
·           Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
b)        Faktor Luar
·           Air   
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1)     Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2)     Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3)     Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4)     Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
·           Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
·           Oksigen
Respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
·           Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
·          Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
2.         Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.  Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
·           penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
·           terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
·           terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk tumbuh
·           asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk menghasilkanenergi bagi pertumbuhan sel-sel baru
·         pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.

Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
3.         Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal

Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum.  Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
a)         Kecambah normal
·          Kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer danakar seminal paling sedikitdua.
·          Perkembangan hipokotil baik dan sempurnatan pada kerusakan pada jaringan.
·        Pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik.    Epikotiltumbuhsempurnadengankuncup normal.
·          Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagidikotil.
a)         Kecambah abnormal
·          Kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
·        Bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang.  Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
·           Kecambah tidak membentuk klorofil.
·           Kecambah lunak.
4.         Macam – macam perkecambahan
·           perkecambahan diatas tanah (epigaeis)
jika perkecambahan,karena pembentangan luas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas,muncul diatas tanah. Misalnya pada kacang hijau (phaseolus aureus), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau,dapat digunakan sebagai asimilasi,tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga kemudian gugur,dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun normal.
·          Perkecambahan dibawah tanah (hypogaeis)
Daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji , dan tetap didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri ( pisum sativum)


E.         Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, sperma berarti biji dan phyta berarti tumbuhan
1.   Ciri – ciri Umum
  • Disebut tumbuhan berbiji karena menghasilkan biji, dan termasuk tumbuhankormophyta (memiliki akar, batang, dan daun sejati), dan menghasilkan bunga  sehingga disebut Anthophyta.
  • Memiliki plastida yang mengandung klorfil a dan b, sehingga bersifat autotrof.
  • Termasuk sel eukariotik dan mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulose, hemiselulose, lignin.
  • Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler)
  • Memiliki berkas pengangkut, berupa xylem (mengangkut air dan mineral dari tanah) dan floem (mengangkat zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh).
2.    Perkembangbiakan  (reproduksi)
Perkembangbiakan secara generatif/seksual dengan membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio.
Perkembangan secara vegetatif/aseksual dengan organ-organ vegetatif (tunas, tunas adventif, rhizoma, stolon).
3.   Klasifikasi Spermatophyta
Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan (sub devisio), yaitu :
a.   Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)
Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah. Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif  terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu :
  • Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).
  • Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat reproduksi berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum.  Contoh : Aghatis alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus merkusii
  • Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan, bunga berkelamin tunggal.Misal : Gnetum gnemon (mlinjo)
  • Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai daun. Merupakan tumbuhan asli di negara Tiongkok.
                                       
b.  Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu :
1)  Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun, memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang / bercabang sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar), tipe kolateral tertutup, tulang daun melengkung/sejajar, memiliki akar serabut, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak mencolok.
Terdiri dari beberapa famili :
-          Liliaceae, Misal : Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium sativum (bawang putih), Alium ascolonicum (bawang merah).
-           Palmae (keluarga palem), Misal : Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp(kurma)
-           Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal : Oryza sativa (padi), Zea mays (Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya.
-          Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal : Cattleya sp, Dendrobium sp, Arundina sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).

2)     Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki kotiledon ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral terbuka,  tulang daun menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna mencolok;
Terdiri dari beberapa familia, yaitu :
-         Caryophyllaceae, Misal : Dianthus chinensis.
-         Magnoliaceae, Misal : Magnolia grandiflora (cempaka putih).
-         Rosaseae, Misal : Rosa hybrida ( bunga maqar)
-         Leguminoceae, Misal : Leucena glauca (lamtoro), Parkia
specinosa(petai), Tamarindus indica (asam).
-         Malvaceae, Misal : Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium obtusifolium (kapas).
-         Umbelliferae, Misal : Centella asiatica (talas)
-         Solanaceae, Misal : Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon grandiflorus (kumisal kucing).
-         Compositae, Misal : Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus(bunga matahari), Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum sp(cabe), Lycopersicum esculentum (tomat), dan sebagainya
                                         
4.  Reproduksi Angiospermae
Reproduksi pada tumbuhan angiospermae meliputi :
a.      Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
-      Gametogenesis, yaitu pembentukan gamet (sel kelamin).  Terjadi di bagian bunga.
                                             

-         Penyerbukan (Polinasi), yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau melekatnya  serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae)

Macam Penyerbukan :
1)     Berdasar asal serbuk sari
  • Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami.
  • Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi masih satu individu.
  • Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain tapi masih dalam satu jenis.
  • Bastar (hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.
                                               
  2)     Berdasar Faktor yang membantu:
  • Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
  • Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
  • Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan hewan.
  • Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang mekar di malam hari.
  • Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.
  • Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
  • Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
  • Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri : bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik tidak matang bersamaan. Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik. Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
  • Pembuahan (fertilisasi), yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula.  Ovulaadalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :
a     Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan),  yaitu peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.
b     Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan),  yaitu :
1.    peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot  —> embrio.
2.    peleburan inti sperma >< kandung lembaga skunder , menghasilkanendosperm (untuk cadangan makanan). Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
                           
b.  Reproduksi Vegetatif
yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi)     gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah      menghasilkan keturunan yang identik (sifat sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
-     Alami,  cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif  tumbuhan tanpa bantuan manusia.Organ vegetatif yang berperan antara lain :
-      Rhizoma (rimpang/akar tinggal), yaitu batang yang menjalar  secara horisontal dalam tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
-      Stolon (geragih), yaitu batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi), daun kaki kuda (Centela asiatica)
-      Umbi Lapis (Bulbus), yaitu batang berukuran pendek yang dikelilingi daun berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
-      Umbi Batang, yaitu batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar, kentang.
-      Tunas , yaitu bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan sebagainya.
-      Daun , yaitu bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
-      Kormus , yaitu pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup. Misal : bunga tasbih, gladiol.
-      Buatan, yaitu cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.    Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
-      Mencangkok
-      Menempel (okulasi)
-      Menyambung
-      Menyetek
-      Merunduk
-      Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan sifatTOTIPOTENSI . Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
                                                
F.         Peranan Spermatophyta
  • Sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin)
  • Sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi)
  • Sumber bahan sandang (rami, kapas)

G.        Siklus Hidup Gymnosperma
Gymnosperma adalah tumbuhan vaskular yang menghasilkan biji dalam rujung (cone). Contohnya termasuk konifer seperti pohon pinus dan cemara. Siklus hidup gymnosperma memiliki generasi sporofit dominan.
Baik gametophyta dan sporofit generasi baru berikutnya berkembang pada tanaman induk sporofit.
Rujung terbentuk pada tanaman sporofit dewasa. Di dalam rujung jantan, spora berkembang menjadi gemetofit jantan. setiap gametofit jantan terdiri dari beberapa sel tertutup dalam sebutir serbut sari. Di dalam rujung betina, spora betina berkembang menjadi gametofit betina. Setiap gametofit betina menghasilkan telur dalam sebuah bakal biji.
Penyerbukan terjadi ketika serbut sari ditransfer dari rujung jantan ke betina. Jika sperma kemudian berjalan dari serbuk sari ke telur sehingga pembuhan dapat terjadi, hasilnya adalah zigot diploid. Zigot berkembang menjadi embrio dalam biji, yang membentuk dariovula di dalam rujung jantan. Jika benih berkecambah, mungkin tumbuh menjadi pohonsprofit dewasa, yang akan mengulangi siklus.
.
Siklus hidup gymnosperma mengikuti siklus hidup tanaman umum, tetapi dengan beberapa adaptasi baru. Dapatkah Anda mengidentifikasi mereka?
Ciri-ciri dan Perbedaan Gymnospermae dengan Angiospermae

Gymnospermae:
- Tidak mempunyai bunga sejati.
- Bakal biji tidak terlindungi oleh buah.
- Megaspora membentuk gamet betina.
- Mikrospora menghasilkan serbuk sari.

Angiospermae:
- Biji terbungkus oleh buah.
- Memiliki bunga sejati.
 Angiospermae terbagi menjadi dua, yaitu monokotil dan dikotil.

Monokotil:
- Biji hanya memiliki satu lembaga.
- Batang tidak berkambium.
- Mempunyai tulang daun sejajar.
 - Berakar serabut.
 - Perhiasan bunganya berjumlah tiga atau kelipatannya.
Dikotil:
- Biji memiliki dua lembaga.
- Batang berkambium.
- Memiliki tulang daun menyirip.
- Berakar tunggang.
- Perhiasan bunganya berjumlah dua, empat, lima, atau kelipatannya.
H.        Bagian-Bagian Bunga dan Fungsinya
1. Bagian-Bagian Bunga Secara Umum 
Bagian-bagian bunga secara umum antara lain sebagai berikut..
a. Tangkai Induk Bunga
Tangkai induk bunga atau ibu tangkai bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis) adalah aksis perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang. 
b. Tangkai Bunga 
Tangkai bunga (pedicellus) adalah bagian bunga yang tepat berada dibagian bawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga. 

c. Dasar Bunga 
Dasar bunga (receptacle) adalah bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya mahkota bunga. Fungsi dari Dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga. 
d. Daun Pelindung 
Daun pelindung (brachtea) adalah daun yang diketiaknya ditumbuhi bunga, daun pelindung merupakan daun terakhir. 
e. Daun Tangkai
Daun tangkai (brachteola) adalah daun yang letaknya berada di pangkal tangkai bunga yang berperan sebagai pelindung. 
f. Kelopak Bunga 
Kelopak bunga (sepal) adalah bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat bunga masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya menyerupai daun.
g. Mahkota Bunga
Mahkota bunga (corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka ragam warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota bunga disebut sebagaiperhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota bunga memikat serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan. 
h. Benang Sari
Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil yang terdiri atas kepala sari (anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan penunjang kepala sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan. 
I. Putik 
Putik (pistil) adalah bagian alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina dan terdapat bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas dua bagian yakni kepala putik dan tangkai putik. 
2. Berdasarkan Kelengkapan Bagian Bunga
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, yaitu perhiasan bunga dan alat kelamin bunga dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tak lengkap seperti dibawah ini..
a. Bunga Lengkap
Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang sari,dan putik. Contohnya adalah bunga sepatu, tembakau, mawar, melati, dan terung. Bunga lengkap pasti memiliki dua macam alat kelami, karena itu disebut dengan bunga berkelamin ganda(hermafrodit). Akan tetapi bunga berkelamin ganda atau berkelamin lengkap belum tentu merupakan bunga lengkap. 
b. Bunga Tidak Lengkap
Bunga disebut bunga tidak lengkap jika tidak memiliki salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin bunga. Bunga tidak lengkap dibedakan menjadi dua kelompok. 
  • Perhiasan Bunga Tidak Lengkap, perhiasan bunga tidak lengkap adalah tidak memiliki mahkota atau kelompak. Bunga yang yang tidak memiliki perhiasan bunga disebut dengan bunga telanjang. 
  • Alat Kelamin Tidak Lengkap, alat kelamin tidak lengkap adalah bunga hanya mempunyai salah satu alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal, terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Contohnya bunga mentimun dan bunga salak. Atau jika bunga tidak memiliki bunga alat kelamin disebut bunga mandul (bunga tidak berkelamin), misalnya bunga pita pada bunga matahari. 
3. Berdasarkan Kelengkapan Alat Kelamin
Ditinaju dari kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. 
a. Bunga Sempurna
Bunga disebut bunga sempurna jika mempunyai dua macam alat kelamin, yaitu benang sari dan putik. Perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota bunga tidak selalu haru ada pada bunga sempurna. 
b. Bunga Tidak Sempurna 
Bunga disebut bunga tidak sempurna jika hanya mempunyai satu macam alat kelamin, benang sari saja atau putik saja. Ada juga dikatakan monoesis dan diesis, monoesis adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina terdapat pada satu tumbuhan, contohnya tumbuhan jagung dan mentimun sedangkan diesis adalah bunga jantan dan bunga betina terdapat pada individu tumbuhan yang berlainan, maka disebut tumbuhan berumah dua. Contohnya adalah tumbuhan salak dan siwalan. 

I.          SOAL DAN JAWABAN
a.         Pertanyaan :

1. Jelaskan bagaimana sikulus hidup gymnospermae!  (Anisa Wijiani C)
2. Apa perbedaan antara gymnospermae dengan angiospermae?   (Santoso)
3. Sebutkan peranan tumbuhan biji tertutup? angiospermae!  (Berna)
4. Mengapa kelapa dan sagu digolongkan tumbuhan monokotil? Jelaskan!  ( Wahyu Ragil CS)
5. Sebutkan jenis tumbuhan sprermatophyta yang ada di sekitar kita!  (Uci)
6. Apa perbedaan strobilus dengan bunga?   (Alrt)

b.         Jawab:
1.


2. Gymnoapermae atau pinophyta adalah tumbuhan biji terbuka yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel/ bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik. Sedangkan angiospermae atau magnoliophyta adalah tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.
3. Tumbuhan angiospermae dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia, antara lain sebagai makanan pokok (padi, jagung, ubi jalar, singkong). Bahan sayuran  (bayam, katuk, labu siam, kacang panjang). Dan bahan obat-obatan ( kina, jahe, kunyit, sambiloto, adas) Namun ada pula  yang merugikan, misalnya rumput yang tumbuh liar dapat mengganggu budidaya pertanian.
4. Karena bijinya berkeping satu dan tidak membelah, memiliki sistem akar serabut, dan daun-duannya pipih dan lebar dengan susunan tulang daun sejajar  atau melengkung.
5. - Semak, contohnya rumput teki dan serai.
    - Perdu, contohnya bunga pukul empat dan cabai.
    - Pohon, contohnya jambu air, dan jati.
    - Liana, contohnya rotan dan sirih.






































     
BAB III
PENUTUP

                                                                    
 

Kesimpulan
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuha berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.

Bagi tumbuhan biji (spermathophyta) biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ketempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai pada papan biji atau tembuni (placenta). Biji memiliki bagian – bagian yaitu: kulit biji,tali pusar,dan inti biji atau isi biji. Serta pada masa perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu perkecambahan diatas tanah dan dibawah tanah.

Saran

1. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik hendaknya dipilih biji yang memang memiliki kualitas yang baik.
2. Perhatikan kualitas air, suhu dan tanah.

 

























DAFTAR PUSTAKA



http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/buah-dan-biji-pada-tumbuhan.html
Tjitrosoepomo,gembong.2003.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.
Irnaningtyas, Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga, 2014
 
































KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




                                                                                                       Makarti Jaya
,   Januari 2017

                                                                                              
          Penyusun
     
























ii


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ………………………………………………….............................…… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………...……………………… iii

BAB 1. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang ……………………..…………………...………………....……………... 1
B.  Tujuan ………………………………….………………………………………………… 1
C.  Rumusan Masalah................................................................................................................ 1

BAB II. PEMBAHASAN
A.  Pengertian Biji ,,,...............................................................................................................,, 2
B.  Struktur Biji .........................................................................................................................2
C.  Bagian-bagian Tambahan pada Luar Kulit Biji ...................................................................3
D.  Perkecambahan Biji............................................................................................................. 4
E.  Tumbuhan Berbiji ............................................................................................................... 7
F.  Peranan Spermatophyta ..................................................................................................... 10
G.  Siklus Hidup Gymnospermae ............................................................................................11
I.    Soal dan Jawaban ............................................................................................................. 13 

BAB III.  PENUTUP

 Simpulan ……………………………………………………………………………………15
 Saran ………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16





















iii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar