BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biji adalah bakal biji
(ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh
organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada
Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan
kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang
sesuai untuk pertumbuhan. Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri
sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran Spermatophyta
(tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton tumbuhan);
dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan
pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lainc untuk menyebarkan
diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi
relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah
tropis maupun daerah beriklim dingin.
Kata "biji" adalah
pinjaman dari bahasa Sanskerta. Kata "biji" acap dipertukarkan
penggunaannya dengan "benih" dan "bibit". Dalam istilah
teknis pertanian dan kehutanan, "benih" adalah biji yang dipersiapkan
khusus untuk menghasilkan tanaman baru. Sedangkan "bibit" (atau juga
disebut "semai") adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan
benih, atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain (misalnya cangkok,
stek, okulasi dan lain-lain).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian dari biji
2. Untuk mengetahui bagian –
bagian dari biji
3. Untuk mengetahui perkecambahan
pada biji
4. Untuk mengetahui macam –
macam perkecambahan
C. Rumusan
Masalah
A. Pengertian Biji
B. Struktur Biji
C. Bagian-bagian
Tambahan pada Luar Kulit Biji
D. Perkecambahan
Biji
E. Tumbuhan Berbiji
F. Peranan
Spermatophyta
G. Siklus Hidup
Gymnospermae
I. Soal dan
Jawaban
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Biji
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada
Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut
pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan.
Bagi tumbuhan biji (spermathophyta) biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke6tempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai pada papan biji atau tembuni (placenta).
B. Struktur Biji
Biji tersusun atas tiga komponen utama, yakni: Kulit Biji
Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).
Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua lapisan, yakni :
a) lapisan kulit luar
(testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung utama bagian
dalam biji. Bagian luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda
: merah, biru, perang, kehijau-hijauan ada yang licin rata ada pula yang
memiliki permukaan yang keriput.
b) Lapisan kulit dalam (tegmen)
biasanya tipis seperti selaput dan seringkali disebut sebagai kulit ari.
Pada Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga lapisan, yakni:
a) Kulit luar (sarcotesta), biasanya
tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau kemudian berwarna kuning dan akhirnya merah.
b) Kulit tengah (sclerotesta) merupakan
lapisan yang kuat dan keras dan berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium)
pada buah batu.contohnya kelapa (cocos nucifera)
c) Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis
seperti selaput dan melekat pada inti biji.
· Tali Pusar (Funiculus)
· Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan
tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.
· Inti Biji (Nucleus seminis)
Inti biji adalah semua bagian biji yang terletak di dalam
kulitnya. Inti biji terdiri atas :
a) Lembaga (embryo) yang
merupakan calon individu baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru ,
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga didalam biji
telah memperlihatkanketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu:
b) Akar lembaga atau calon akar
(radicula), yang biasanya akan tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk
tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini ujungnya
menghadap kearah liang biji, dan pada perkecam,bahan biji, akar itu akan tumbuh
menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi.
c) Daun lembaga (cotyledo), yang
merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga mempunyai fungsi :
· Sebagai tempat penimbunan makanan
· Sebagai alat untuk
melakukan asimilasi (pengolahan zat organik
· Sebagai alat
penghisap makanan (skutelum)
d) Batang lembaga (cauliculus),
yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
· Ruas batang diatas daun lembaga (internodium epicotylum)
· Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
· Ruas batang diatas daun lembaga (internodium epicotylum)
· Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
e) Putih lembaga (albumen)
Adalah jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan. Namun cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga melainkan dalam daun lembaga, maka dari itu daun lembaga menjadi tebal.
Menurut asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi, putih lembaga dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a) Putih lembaga dalam (endospermium),
jika jaringan penimbunan makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari
inti kandung lembaga skunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti
sprma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Melihat
asalnya putih lembaga dalam ini, maka biji dengan bagian ini hanya dalam
ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
b) Putih lembaga luar (perispermium),
jika bagian ini berasal dari bagian biji diluar kandung lembaga, entas dari
nuselus entah dari selaput bakal biji.
C.
Bagian-bagian tambahan pada kulit luar biji meliputi :
a) Sayap (ala), yakni alat
tambahan pada biji yang digunakan dalam
pemencaran oleh angin. Contoh biji Moringa oleifera
b) Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit
biji yang berupa rambut-rambut.
Bulu-bulu ini memiliki fungsi seperti sayap yaitu memudahkan beterbangannya
biji oleh tiupan angin. Contoh Gossypium sp.
c) Salut biji (arillus). Contoh
pada Durio zibethinus
d) Salut biji semu (arillodium),
e) Pusar biji (hilus), ykni
bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan
dengan tali
pusar. Contoh pada Vigna sinensis
f) Liang biji (micropyle),
yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari. Contoh pada biji Ricinus
communis
g) Berkas-berkas pembuluh angkut
(chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus. Contoh Vitis
vinifera
h) Tulang-tulang biji (raphe),
yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh pada biji Ricinus communis.
Batang lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk lembaga (plumula). Calon-calon daun itu ada yang sudah jelas, ada pula yang belum , sehingga yang dinamakan plumula sering kali hanya berupa titik tumbuh batang lembaga saja.Jika akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya pun mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum).Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji:
1. Tumbuhan yang bijinya mempunyai
lembaga dengan satu daun lembaga. Lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga
disebut tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), karena biji tampak
utuh/tunggal
2. Tumbuhan yang bijinya mempunyai
lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas terlihat terdiri atas dua
belahan daun atau dua keping, tumbuhan ini dinamakan tumbuhan biji belah
(dicotyledoneae).
3. Tumbuhan yang bijinya mempunyai
lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga dapat sampai15.tumbuhan ini termasuk
dalam golongan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
D. Perkecambahan
Benih/Biji
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan
masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan
kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah
diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal daril lembaga.
Hanya pada kecambah bagian-bagian tadi sudah lebih jelas mempunyai ukuran yang
lebih besar.
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
a) Faktor dalam Antara lain :
· Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya
tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan
makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada
umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka
benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan
pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum
(vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih
mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
· Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan
makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai
sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
· Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya
hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara
umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga
dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih
sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya
yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
· Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat
berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya
larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan
metabolik atau menghambat laju respirasi.
b) Faktor Luar
· Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu
sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di
sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada
jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu
(Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap
masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang
terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit
serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan
meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2,
air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat
proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan
laju Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup
terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1) Untuk melembabkan kulit biji
sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan
endosperm.
2) Untuk
memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3) Untuk mengencerkan protoplasma
sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4) Sebagai alat transport larutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk
protoplasma baru.
· Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai
yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
gibberallin.
· Oksigen
Respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang
terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan
berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2.
Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
· Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya
terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya,
lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002)
pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu
golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat
gelap maupun ada cahaya.
· Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat
fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian
viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan
tanah.
2. Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks
dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-tahap
yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
· penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi
dari protoplasma
·
terjadi kegiatan-kegiatan
sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
· terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan
protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk
tumbuh
· asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah
meristematik untuk menghasilkanenergi bagi pertumbuhan sel-sel baru
· pertumbuhan kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
3. Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
a) Kecambah normal
· Kecambah memiliki perkembangan sistem
perakaran yang baik, terutama akar primer danakar seminal paling sedikitdua.
· Perkembangan hipokotil baik dan sempurnatan
pada kerusakan pada jaringan.
· Pertumbuhan
plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotiltumbuhsempurnadengankuncup normal.
· Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari
monokotil dan dua bagidikotil.
a) Kecambah abnormal
· Kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah,
dan akar primer pendek.
· Bentuk kecambah
cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang.
Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek,
kecambah kerdil.
· Kecambah tidak membentuk klorofil.
· Kecambah lunak.
4.
Macam – macam
perkecambahan
· perkecambahan diatas tanah (epigaeis)
jika perkecambahan,karena pembentangan luas batang dibawah
daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas,muncul diatas tanah.
Misalnya pada kacang hijau (phaseolus aureus), daun lembaganya lalu berubah
warnanya menjadi hijau,dapat digunakan sebagai asimilasi,tetapi umurnya tidak
panjang. Daun lembaga kemudian gugur,dan sementara itu pada kecambah sudah
terbentuk daun-daun normal.
· Perkecambahan dibawah tanah (hypogaeis)
Daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji , dan tetap
didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri ( pisum
sativum)
E. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa
Yunani, sperma berarti biji dan phyta berarti
tumbuhan
1. Ciri – ciri Umum
- Disebut tumbuhan berbiji karena menghasilkan biji, dan
termasuk tumbuhankormophyta (memiliki akar, batang, dan daun
sejati), dan menghasilkan bunga sehingga disebut Anthophyta.
- Memiliki plastida yang
mengandung klorfil a dan b, sehingga bersifat autotrof.
- Termasuk sel eukariotik dan
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulose, hemiselulose,
lignin.
- Merupakan organisme bersel
banyak (multiseluler)
- Memiliki berkas pengangkut,
berupa xylem (mengangkut air dan mineral dari tanah) dan floem (mengangkat
zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh).
2.
Perkembangbiakan (reproduksi)
Perkembangbiakan secara generatif/seksual dengan membentuk
biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), penyerbukan
(polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang
menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio.
Perkembangan secara vegetatif/aseksual dengan organ-organ
vegetatif (tunas, tunas adventif, rhizoma, stolon).
3. Klasifikasi Spermatophyta
Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan (sub
devisio), yaitu :
a. Gymnospermae
(Tumbuhan biji terbuka)
Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging
buah. Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun
membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi
generatif terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang
menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif
lama.
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu :
- Cycadophyta/Cycadales,
batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk
pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).
- Pinophyta/Coniferales,
memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat reproduksi
berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum. Contoh
: Aghatis alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp,
Pinus merkusii
- Gnetophyta/Gnetales, batang
memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan, bunga berkelamin
tunggal.Misal : Gnetum gnemon (mlinjo)
- Ginkophyta, pohon dengan
tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai daun. Merupakan
tumbuhan asli di negara Tiongkok.
b. Angiospermae (Tumbuhan
biji tertutup)
Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging
buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal
buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif
mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot
(pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti
generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2
kelas, yaitu :
1) Kelas
Monokotiledonae (Biji berkeping satu)
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun,
memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang / bercabang
sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur
(tersebar), tipe kolateral tertutup, tulang daun melengkung/sejajar, memiliki
akar serabut, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga
tidak beraturan, dan warna tidak mencolok.
Terdiri dari beberapa famili :
-
Liliaceae, Misal : Lilium sp (lilia), Alium
cepa (bawang besar), Alium sativum (bawang putih), Alium
ascolonicum (bawang merah).
-
Palmae (keluarga palem), Misal : Cocos
nucifera (kelapa), Phoenix sp(kurma)
-
Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal : Oryza
sativa (padi), Zea mays (Jagung), rumput, bambu, dan
sebagainya.
-
Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal : Cattleya
sp, Dendrobium sp, Arundina sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).
2) Kelas
Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki
kotiledon ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium,
berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral
terbuka, tulang daun menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga
memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan
umumnya memiliki warna mencolok;
Terdiri dari beberapa familia,
yaitu :
- Caryophyllaceae,
Misal : Dianthus chinensis.
- Magnoliaceae,
Misal : Magnolia grandiflora (cempaka putih).
- Rosaseae,
Misal : Rosa hybrida ( bunga maqar)
- Leguminoceae,
Misal : Leucena glauca (lamtoro), Parkia
specinosa(petai), Tamarindus
indica (asam).
- Malvaceae,
Misal : Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium
obtusifolium (kapas).
- Umbelliferae,
Misal : Centella asiatica (talas)
- Solanaceae,
Misal : Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon
grandiflorus (kumisal kucing).
- Compositae,
Misal : Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus(bunga
matahari), Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum sp(cabe), Lycopersicum
esculentum (tomat), dan sebagainya
4. Reproduksi Angiospermae
Reproduksi pada tumbuhan
angiospermae meliputi :
a.
Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada
beberapa tahapan, antara lain :
- Gametogenesis, yaitu
pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.
- Penyerbukan
(Polinasi), yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada
Angiospermae) atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae)
Macam Penyerbukan :
1)
Berdasar asal serbuk sari
- Autogami (penyerbukan sendiri)
yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Bila
bunga belum mekar disebut kleistogami.
- Geitonogami (penyerbukan
tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi masih satu
individu.
- Alogami ( xerogami )
atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain
tapi masih dalam satu jenis.
- Bastar (hibridogami) , yaitu bila serbuk
sari berasal dari yang lain jenis.
2) Berdasar Faktor yang membantu:
- Anemogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari kering, lembut, banyak, tidak
memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan air.
- Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan hewan.
- Kiropterogami , yaitu penyerbukan
dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang mekar di malam hari.
- Entomogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan serangga. Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.
- Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan burung.
- Malakogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan siput (molusca).
- Antropogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan manusia. Ciri : bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan
sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik tidak matang
bersamaan. Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih
dahulu daripada putik. Protogeni, yaitu bila putik masak lebih
dahulu daripada benang sari.
- Pembuahan (fertilisasi),
yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur
melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan
inti sperma di dalam ovula. Ovulaadalah struktur sporofit
yang mengandung megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet
jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa
itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya
terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat
bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang
membentuk batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada
tumbuhan berbiji :
a Pembuahan Tunggal (pembuahan
yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu peleburan gamet jantan dan gamet
betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.
b Pembuahan Ganda (pembuahan
yang terjadi dua kali pembuahan), yaitu :
1. peleburan
inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot —> embrio.
2. peleburan
inti sperma >< kandung lembaga skunder , menghasilkanendosperm (untuk
cadangan makanan). Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
b. Reproduksi Vegetatif
yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan
(fertilisasi) gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi
vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik
(sifat sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
- Alami,
cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa
bantuan manusia.Organ vegetatif yang berperan antara lain :
- Rhizoma (rimpang/akar
tinggal), yaitu batang yang menjalar secara horisontal dalam tanah
menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
- Stolon
(geragih), yaitu batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi),
daun kaki kuda (Centela asiatica)
- Umbi
Lapis (Bulbus), yaitu batang berukuran pendek yang dikelilingi daun
berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
- Umbi
Batang, yaitu batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar,
kentang.
- Tunas
, yaitu bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan
sebagainya.
- Daun ,
yaitu bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
- Kormus ,
yaitu pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup. Misal : bunga
tasbih, gladiol.
- Buatan,
yaitu cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan
manusia. Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
- Mencangkok
- Menempel
(okulasi)
- Menyambung
- Menyetek
- Merunduk
- Kultur
Jaringan
Kultur jaringan merupakan usaha
perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan sifatTOTIPOTENSI . Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman
yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
F. Peranan Spermatophyta
- Sumber bahan makanan
(karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin)
- Sumber bahan minuman (jahe,
teh, kopi)
- Sumber bahan sandang (rami,
kapas)
Gymnosperma adalah tumbuhan
vaskular yang menghasilkan biji dalam rujung (cone). Contohnya termasuk konifer
seperti pohon pinus dan cemara. Siklus hidup gymnosperma memiliki generasi
sporofit dominan.
Baik gametophyta dan sporofit
generasi baru berikutnya berkembang pada tanaman induk sporofit.
Rujung terbentuk pada tanaman sporofit dewasa. Di dalam
rujung jantan, spora berkembang menjadi gemetofit jantan. setiap gametofit
jantan terdiri dari beberapa sel tertutup dalam sebutir serbut sari. Di dalam
rujung betina, spora betina berkembang menjadi gametofit betina. Setiap
gametofit betina menghasilkan telur dalam sebuah bakal biji.
Penyerbukan terjadi ketika serbut sari ditransfer dari
rujung jantan ke betina. Jika sperma kemudian berjalan dari serbuk sari ke
telur sehingga pembuhan dapat terjadi, hasilnya adalah zigot diploid. Zigot
berkembang menjadi embrio dalam biji, yang membentuk dariovula di dalam rujung
jantan. Jika benih berkecambah, mungkin tumbuh menjadi pohonsprofit dewasa,
yang akan mengulangi siklus.
.
Siklus hidup gymnosperma
mengikuti siklus hidup tanaman umum, tetapi dengan beberapa adaptasi baru.
Dapatkah Anda mengidentifikasi mereka?
Ciri-ciri dan Perbedaan Gymnospermae
dengan Angiospermae
Gymnospermae:
- Tidak mempunyai bunga sejati.
- Bakal biji tidak terlindungi oleh buah.
- Megaspora membentuk gamet betina.
- Mikrospora menghasilkan serbuk sari.
Angiospermae:
- Biji terbungkus oleh buah.
- Memiliki bunga sejati.
Angiospermae terbagi menjadi dua, yaitu monokotil dan dikotil.
Monokotil:
- Biji hanya memiliki satu lembaga.
- Batang tidak berkambium.
- Mempunyai tulang daun sejajar.
- Berakar serabut.
- Perhiasan bunganya berjumlah tiga atau kelipatannya.
Dikotil:
- Biji memiliki dua lembaga.
- Batang berkambium.
- Memiliki tulang daun menyirip.
- Berakar tunggang.
- Perhiasan bunganya berjumlah dua, empat, lima, atau kelipatannya.
- Tidak mempunyai bunga sejati.
- Bakal biji tidak terlindungi oleh buah.
- Megaspora membentuk gamet betina.
- Mikrospora menghasilkan serbuk sari.
Angiospermae:
- Biji terbungkus oleh buah.
- Memiliki bunga sejati.
Angiospermae terbagi menjadi dua, yaitu monokotil dan dikotil.
Monokotil:
- Biji hanya memiliki satu lembaga.
- Batang tidak berkambium.
- Mempunyai tulang daun sejajar.
- Berakar serabut.
- Perhiasan bunganya berjumlah tiga atau kelipatannya.
Dikotil:
- Biji memiliki dua lembaga.
- Batang berkambium.
- Memiliki tulang daun menyirip.
- Berakar tunggang.
- Perhiasan bunganya berjumlah dua, empat, lima, atau kelipatannya.
H. Bagian-Bagian Bunga dan Fungsinya
1. Bagian-Bagian Bunga Secara Umum
Bagian-bagian bunga secara umum
antara lain sebagai berikut..
a. Tangkai Induk Bunga
Tangkai induk bunga atau ibu
tangkai bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis) adalah aksis
perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang.
b. Tangkai Bunga
Tangkai bunga (pedicellus)
adalah bagian bunga yang tepat berada dibagian bawah bunga yang merupakan
pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah
penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai
penopang bunga.
c. Dasar Bunga
Dasar bunga (receptacle) adalah
bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya mahkota bunga. Fungsi dari
Dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga.
d. Daun Pelindung
Daun pelindung (brachtea) adalah
daun yang diketiaknya ditumbuhi bunga, daun pelindung merupakan daun
terakhir.
e. Daun Tangkai
Daun tangkai (brachteola) adalah
daun yang letaknya berada di pangkal tangkai bunga yang berperan sebagai
pelindung.
f. Kelopak Bunga
Kelopak bunga (sepal) adalah
bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat bunga masih kuncup.
Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika kuncup dan
akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya
menyerupai daun.
g. Mahkota Bunga
Mahkota
bunga (corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka
ragam warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota
bunga disebut sebagaiperhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota bunga memikat
serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan.
h. Benang Sari
Benang sari (stamen) adalah alat
kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil yang terdiri
atas kepala sari (anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan
penunjang kepala sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin
jantan.
I. Putik
Putik (pistil) adalah bagian
alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina dan terdapat
bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah bagian
bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas dua bagian yakni
kepala putik dan tangkai putik.
2. Berdasarkan Kelengkapan Bagian Bunga
Berdasarkan
kelengkapan bagian bunga, yaitu perhiasan bunga dan alat kelamin bunga
dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tak lengkap seperti dibawah ini..
a. Bunga Lengkap
Bunga lengkap adalah bunga yang
mempunyai kelopak, mahkota, benang sari,dan putik. Contohnya adalah bunga
sepatu, tembakau, mawar, melati, dan terung. Bunga lengkap pasti memiliki dua
macam alat kelami, karena itu disebut dengan bunga berkelamin
ganda(hermafrodit). Akan tetapi bunga berkelamin ganda atau berkelamin lengkap
belum tentu merupakan bunga lengkap.
b. Bunga Tidak Lengkap
Bunga
disebut bunga tidak lengkap jika tidak memiliki salah satu atau beberapa bagian
bunga baik perhiasan maupun alat kelamin bunga. Bunga tidak lengkap dibedakan
menjadi dua kelompok.
- Perhiasan Bunga Tidak
Lengkap, perhiasan bunga tidak lengkap adalah tidak memiliki mahkota atau
kelompak. Bunga yang yang tidak memiliki perhiasan bunga disebut dengan
bunga telanjang.
- Alat Kelamin Tidak Lengkap,
alat kelamin tidak lengkap adalah bunga hanya mempunyai salah satu alat
kelamin disebut bunga berkelamin tunggal, terdiri dari bunga jantan dan
bunga betina. Contohnya bunga mentimun dan bunga salak. Atau jika bunga
tidak memiliki bunga alat kelamin disebut bunga mandul (bunga tidak
berkelamin), misalnya bunga pita pada bunga matahari.
3. Berdasarkan Kelengkapan Alat Kelamin
Ditinaju
dari kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan
bunga tidak sempurna.
a. Bunga Sempurna
Bunga disebut bunga sempurna
jika mempunyai dua macam alat kelamin, yaitu benang sari dan putik. Perhiasan
bunga berupa kelopak dan mahkota bunga tidak selalu haru ada pada bunga
sempurna.
b. Bunga Tidak Sempurna
Bunga disebut bunga tidak
sempurna jika hanya mempunyai satu macam alat kelamin, benang sari saja atau
putik saja. Ada juga dikatakan monoesis dan diesis, monoesis adalah bunga yang
memiliki alat kelamin jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina
terdapat pada satu tumbuhan, contohnya tumbuhan jagung dan mentimun sedangkan
diesis adalah bunga jantan dan bunga betina terdapat pada individu tumbuhan
yang berlainan, maka disebut tumbuhan berumah dua. Contohnya adalah tumbuhan
salak dan siwalan.
I. SOAL DAN
JAWABAN
a. Pertanyaan
:
1. Jelaskan bagaimana sikulus hidup gymnospermae! (Anisa Wijiani C)
2. Apa perbedaan antara gymnospermae dengan angiospermae? (Santoso)
3. Sebutkan peranan tumbuhan biji tertutup? angiospermae! (Berna)
4. Mengapa kelapa dan sagu digolongkan tumbuhan monokotil?
Jelaskan! ( Wahyu Ragil CS)
5. Sebutkan jenis tumbuhan sprermatophyta yang ada di sekitar
kita! (Uci)
6. Apa perbedaan strobilus dengan bunga? (Alrt)
b. Jawab:
1.
2. Gymnoapermae atau pinophyta adalah tumbuhan biji terbuka
yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel/ bijinya berada
pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik. Sedangkan angiospermae atau
magnoliophyta adalah tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah.
Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya
menebal atau berdaging.
3. Tumbuhan angiospermae dapat dimanfaatkan untuk menunjang
kehidupan manusia, antara lain sebagai makanan pokok (padi, jagung, ubi jalar,
singkong). Bahan sayuran (bayam, katuk,
labu siam, kacang panjang). Dan bahan obat-obatan ( kina, jahe, kunyit,
sambiloto, adas) Namun ada pula yang
merugikan, misalnya rumput yang tumbuh liar dapat mengganggu budidaya
pertanian.
4. Karena bijinya berkeping satu dan tidak membelah, memiliki
sistem akar serabut, dan daun-duannya pipih dan lebar dengan susunan tulang
daun sejajar atau melengkung.
5. - Semak, contohnya rumput teki dan serai.
- Perdu, contohnya
bunga pukul empat dan cabai.
- Pohon, contohnya
jambu air, dan jati.
- Liana, contohnya
rotan dan sirih.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuha berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuha berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Bagi tumbuhan biji (spermathophyta) biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ketempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai pada papan biji atau tembuni (placenta). Biji memiliki bagian – bagian yaitu: kulit biji,tali pusar,dan inti biji atau isi biji. Serta pada masa perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu perkecambahan diatas tanah dan dibawah tanah.
Saran
1. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik hendaknya dipilih
biji yang memang memiliki kualitas yang baik.
2. Perhatikan kualitas air, suhu dan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/buah-dan-biji-pada-tumbuhan.html
Tjitrosoepomo,gembong.2003.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.
Irnaningtyas, Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Makarti Jaya, Januari 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….............................…… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………...……………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………..…………………...………………....……………... 1
B. Tujuan ………………………………….………………………………………………… 1
C. Rumusan
Masalah................................................................................................................
1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Biji
,,,...............................................................................................................,,
2
B. Struktur Biji .........................................................................................................................2
C. Bagian-bagian
Tambahan pada Luar Kulit Biji
...................................................................3
D. Perkecambahan
Biji.............................................................................................................
4
E. Tumbuhan Berbiji
...............................................................................................................
7
F. Peranan
Spermatophyta
.....................................................................................................
10
G. Siklus Hidup
Gymnospermae
............................................................................................11
I. Soal dan
Jawaban .............................................................................................................
13
BAB III. PENUTUP
Simpulan
……………………………………………………………………………………15
Saran
………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar