Percobaan Setia
Pengarang : Suman
Hs. (1904)
Penerbit : Nusantara
Tahun : 1931; Cetakan IV, 1961
Penerbit : Nusantara
Tahun : 1931; Cetakan IV, 1961
Ringkasan Novel Percobaan Setia.
Kepindahan Syamsudin beserta bapak dan ibunya ke desa Taratakbuluh yang
melewati Sungai Kampar, membuka mata Syamsudin bahwa dunia itu begitu luas.
Banyak keindahan dan kekayaan alam yang belum pernah dilihat selama ia berada
di bawah asuhan orang tuanya.
Pengalaman demi pengalaman di desa baru, lama-kelamaan
membuatnya merasa bosan. Timbul keinginan yang lain. Ia ingin pergi merantau.
“akhirnya taklah sanggup lagi aku menahan hatiku, keinginan hendak merantau itu
tak dapat kuperangi lagi. Maka, kuberanikanlah hatiku mengabarkan rahasia
hatiku itu” (hlm. 19). Dengan berat hati, kedua orang tuanya melepas Syamsudin,
yang pergi tanpa menentukan arah yang pasti itu.
Syamsudin tinggal dan bekerja pada seorang saudagar di Malaka setelah beberapa waktu tinggal di Bengkalis dan mengalami pengalaman pahit. Beruntung, saudagar yang kaya itu begitu baik padanya. Pemuda itu bahkan diperlakukan seperti anaknya sendiri. Walaupun demikian, Syamsudin tidak melupakan kewajubannya untuk terus mengurus barang dagangan milik saudagar.
Syamsudin tinggal dan bekerja pada seorang saudagar di Malaka setelah beberapa waktu tinggal di Bengkalis dan mengalami pengalaman pahit. Beruntung, saudagar yang kaya itu begitu baik padanya. Pemuda itu bahkan diperlakukan seperti anaknya sendiri. Walaupun demikian, Syamsudin tidak melupakan kewajubannya untuk terus mengurus barang dagangan milik saudagar.
Rasa suka saudagar dan istrinya bertambah-tambah setelah
Syamsudin berhasil menggagalkan kebakaran yang hampir melumatkan anak saudagar,
yaitu Haji Salwiah. Dengan menimbang segala kebaikan yang pernah dilakukan
Syamsudin, saudagar dan istrinya sepakat untuk menikahkannya dengan Haji
Salwiah. Namun, untuk menghindari adanya omongan-omongan orang, Syamsudin
diperintahkan untuk menunaikan ibadah haji terlebih dahulu agar ia sepadan dengan
Salwiah yang bergelar haji.
Dalam perjalanan ke Mekah, ia bertemu dengan Jamin,
sahabatnya. Suka duka mereka rasakan berdua. Juga ketika dompet Syamsudin
kecopetan dalam suatu keramaian di Pulau Pinang, tempat transit mereka. Jamin
dengan rela membantu usaha Syamsudin untuk mendapatkan kembali uang yang hilang
dengan jalan membantu sahabatnyak itu menjualkan rujak di kapal, tanpa meminta
imbalan sedikit pun. Setelah sebulan lebih mengarungi lautan, mereka tiba
dengan selamat di Mekah.
Sepulang dari Tanah Suci, Syamsudin menginap kembali di Pulau Pinang sebelum
melanjutkan ke Malaka. Ia tidak bersama Jamin yang akan menuntut ilmu di Mekah.
Di penginapan, Syamsudin berkenalan dengan Abdulfatah yang mengaku sangat kenal
dengan keluarga Haji Salwiah di Malaka. Kepada dialah Syamsudin banyak
bercerita tentang rencana pernikahannya dengan Haji Salwiah.
Rupanya Abdulfatah pun mencintai Haji Salwiah. Begitu ia
mengetahui bahwa orang di hadapannya adalah calon suami Haji Salwiah, ia mulai
memasang jebakan. Syamsudin dibuat luka parah dalam tabrakan yang
direkonstruksikan olehnya. Ia sendiri hanya mengalami luka ringan. Dengan jalan
demikian akan muluslah rencananya untuk mendapatkan Haji Salwiah.
Dalam ketidakberdayaan Syamsudin itu, Abdulfatah memanfaatkan
kelihaiannya untuk menipu beberapa pihak. Kepada keluarga Haji Salwiah
dikabarkan bahwa Syamsudin telah meninggal, dan kepada Syamsudin dikabarkan bahwa
Haji Salwiah menderita penyakit ketumbuhan.
Secara tak diduga, Jamin kembali ke tanah air. Ia terkejut bercampur geli begitu mengetahui keadaan Syamsudin, apalagi setelah mengetahui siapa pelaku di belakang semua itu. Kemudian dengan kepandaiannya, Jamin balik memperdayai Abdulfatah sehingga rencana perkawinan Abdulfatah dengan Haji Salwiah –yang memang tidak menyukainya- berhasil digagalkan.
Secara tak diduga, Jamin kembali ke tanah air. Ia terkejut bercampur geli begitu mengetahui keadaan Syamsudin, apalagi setelah mengetahui siapa pelaku di belakang semua itu. Kemudian dengan kepandaiannya, Jamin balik memperdayai Abdulfatah sehingga rencana perkawinan Abdulfatah dengan Haji Salwiah –yang memang tidak menyukainya- berhasil digagalkan.
Pada akhirnya, Abdulfatah yang memang sering melakukan
penipuan, dihukum enam tahun karena terbukti melakukan penipuan dan
penganiayaan. Akan halnya Syamsudin, ia ternyata masih dicintai calon istrinya.
“Jika Tuhan masih satu dan surge masih tempat orang beramal, niscaya aku takkan
menyesal bersuamikan Abang,” katanya sambil merebahkan dirinya ke atas ribaanku
(hlm. 103).
Berbeda dengan novel pertamanya, Kasih Tak Terlarai, novel
Suman Hasibuan yang kedua ini, Percobaan Setia, ditulis dengan gaya bahasa yang
lebih bernada jenaka. Begitu pula alur ceritanya tidak begitu dekat dengan alur
cerita detektif walaupun dalam novel ini ada tokoh Jamin yang menjadi kepala
mata-mata rahasia.
Secara keseluruhan, cerita Novel Percobaan Setia ini
lebih banyak terpusat pada tokoh tiga haji: Haji Salwiah, Haji Syamsudin, dan
Haji Jamin. Sedangkan percobaannya sendiri lebih banyak menimpa diri Haji
Syamsudin dalam rangka memperistri Haji Salwiah. Lalu, ketika datang penipu,
Abdulfatah, Haji Jamin bertindak sebagai “dewa penolong” yang memungkinkan
terbongkarnya kebusukan Abdulfatah. Oleh karena itu, dapat dipahami jika Amal
Hamzah dalam ulasannya (Buku dan Penulis, 1950), “Percobaan Setia dapat pula
namanya diganti dengan cerita Haji Kongsi Tiga ….”.
1. Etika
- Hj. Salwiah
memilii etika yang luhur ia tidak membedakan status sosial seseorang
- H. beretiak
baik, ia seorang pekerja keras tak pernah pantang menyerah
- Abdulfatah
adalah beretiak buruk, karena cinta butanya ia menghalalkan berbagai cara untuk
mendapatkan apa ia inginkan
-. H. Jimin
beretika baik, ia setia kawan, suka menolong
2. Kebiasaan
Seorang yang
pekerja keras tak pernah putus asa pasti suatu saat akan memperoleh kesuksesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar