Senin, 30 Januari 2017

Sinopsis, Unsur Instrinsik Sahabat Setia

Sahabat Setia
Judul Cerpen Sahabat Setia
Cerpen Karangan: 
Siti Masito Hasana
Kategori: 
Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 7 September 2015
I.
Aku Fanya. Aku sekolah di SMA favorit di Jakarta. Di sekolah aku punya sahabat bernama Nabila kami sudah bersahabat sejak kecil.
Pukul 07:00 bel berbunyi tanda bahwa jam pelajaran sudah harus dimulai.
“Pagi anak-anak” sapa Ibu guru yang memasuki kelas.
“Pagi Bu” jawab semua murid.
“anak-anak hari ini kalian belajar sendiri ya karena Guru akan mengadakan rapat” Bu Guru.
“yessss!!!” teriak murid.
“diam! Silahkan belajar” Kata Bu Guru meninggalkan kelas.
Sungguh kelas menjadi heboh hanya karena guru rapat tapi memang beruntung bagi pelajar jika sedang ada rapat.
Aku menghampiri Nabila yang sedang melamun. Mungkin dia sedang melamunkan Rangga orang yang ia sukai tapi aku juga menyukainya. Ya, kami sama-sama menyukai Rangga tapi aku dan dia selalu menjaga perasaan sahabatnya saat ingin mendekati Rangga. Kami takut persahabatan kami hancur apalagi hanya karena merebutkan lelaki.
“Hei Nabila” sapaku mengejutkannya.
“eh Fanya, ada apa?” jawab Nabila kaget.
“tidak ada, kau sedang melamunkan apa?” tanyaku.
“hem… itu.. anu.. tidak ada” jawab Nabila gugup.
“sudah tidak usah berbohong, kau pasti sedang melamunkan Rangga bukan?” jawab dan tanyaku.
“iya, tapi aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya” jawab Nabila.
“oh tak apa jika kau punya hubungan juga aku tak marah” jawabku.
“tentu tidak aku akan menjaga persahabat kita Fa, tapi aku hanya bingung kemarin dia menyatakan kalau dia ingin menjadi pacarku tapi aku menolaknya lalu hari ini aku dengar dia sudah berpacaran dengan Keyla” jawab Nabila.
“Apa? sungguh gila dia, kemarin dia juga meminta aku menjadi pacarnya tapi aku menolaknya dan dia juga mengatakan itu padamu”
“Hah? Gila apa maksud dia seperti itu” Nabila.
“entahlah, tetapi mengapa kau tak bicara padaku semalam, bukankah semalam kita bertemu?” tanya Fanya.
“maaf, aku takut kau marah padaku” Jawab Nabila.
“aku tak akan marah dengan sahabatku” Jawabku.
“beruntung kita tidak tertipu oleh Rangga” Nabila.
“Dia itu hanya lelaki Play boy yang ingin merusak persahabatan kita” jawabku.
“lain kali kita harus hati-hati jika menyukai orang” Nabila.
“ya benar, kita juga harus saling terbuka dengan sahabat” jawabku.
Kami pun berpelukan. Mulai saat itu kami tak pernah lagi berdekatan dengan Rangga dan kami selalu saling terbuka satu sama lain.

II

Udara pagi ini begitu menyejukkan. Membuat pagiku terasa panjang hingga enggan beranjak dari tempatku terpejam. Hari ini hari senin, hari pertamaku masuk kuliah. Terburu-buru aku mandi karena bangun kesiangan. Sesampainya di kampus aku mulai ikut kegiatan kampus, yaitu ospek. Namaku Siska. Aku bahagia karena bisa kuliah di universitas harapanku. Ku mulai hari dengan semangat. Di sini, di kampus ini aku belajar dan mulai mencari teman. Hari pertama ospek terlewati. Teman pun telah ku miliki,  meskipun masih terasa asing dan aneh. Nama temanku Alin. Dia gadis yang manis, tinggi, dan kulitnya sawo matang. Aku tak tau dia baik atau tidak. Awal perkenalan sih baik, tapi tak tahu watak aslinya. Harapanku selalu baik. 

Seminggu masa ospek berlalu. Aku mendapat banyak teman baru. Tapi tak ku lupakan teman pertama kali aku masuk. Yah, Alin masih menjadi dekat. Semakin lama semakin dekat. Hari-hari kami lewati bersama. Mulai dari mengerjakan tugas bareng, jalan-jalan bareng, curhat bareng, mandi pun mungkin bareng meski di tempat berbeda.  

Satu semester telah terlewati, persahabatan kami semakin langgeng. Saling mengerti, memberi perhatian di saat sakit, memberi kejutan di saat ulang tahun, solat bersama, dan mengingatkan di saat lalai tidak mengerjakan solat. Banyak hal yang sudah kami lalui. Banyak kesamaan di antara sikap kami. Ya, sama-sama berparas judes, galak, keras kepala, dan galau soal pacar. Seringnya kami gonta-ganti pacar membuat kami sering mengalami kejombloan. 

Libur semester 2 sudah menanti, aku bersiap untuk pelang ke rumah orang tuaku. Ya, begitulah anak kos, setiap libur selalu pulang. Aku termasuk anak yang sedikit manja. Tidak mau lama jauh dari orang tua. Sekalinya sudah mau dekat libur selalu aku tak pernah melewatkan menghitung kalender untuk pulang. Kuliahku di Palembang dan rumah orang tuaku di Lampung. Butuh waktu berjam-jam sampai ke sana. 

Libur telah tiba, aku menikmati liburanku bersama keluarga. Ya sesekali aku maen dengan teman kecilku dekat rumah.  Kesedihan mulai muncul jikalau masa libur habis. pagi-pagi aku sudah dibangunkan ibuku untuk siap-siap ke stasion pulang ke kosan. Aku murung karena belum rela meninggalkan rumah. Di keretapun aku hanya bosan. Saat akan sampai tiba-tiba aku bertemu dengan teman yang tidak akrab. Aku hanya memberikan senyuman. Setelah sampai aku pun berpisah dengannya. Hari-hari di kos mulai aku lalui. Pagi kuliah, ketemu Alin ngerumpi sambil makan dan tak bosan-bosan. Saat malam aku buka-buka akun sosmed. Gak nyangka ada yang ngechat. Maklum, orang jomblo ada yang ngechat agak seneng. Setelah aku buka.. jeng-jeng... dari orang yang ketemu di kereta. Mulailah dari situ kami ngobrol dan tukeran nomor hp. 

Awal kedekatan kami smsan, telponan. Tak lupa aku ceritakan pada Alin soal itu. belum lama kedekatan itu aku jalan dan.. akhirnya jadian. Senangnya punya pacar baru, ada yang perhatian lebih. Dari situ aku sering diantar jemput kuliah meskipun gak setiap hari. Awal pacaran aku masih sering bersama Alin. Namun, lama-kelamaan aku sering menghabiskan waktu dengan pacar baruku. Kemana-mana selalu sama dia. Makan, main, ke toko buku, belanja hampir setiap hari bersama kecuali pas tidur dan mandi kami tidak bersama. Hal-hal itu membuat persahabatanku dengan Alin renggang. 

Sempat Alin  mengatakan kesahnya karena aku tidak ada waktu bersamanya lagi. Tapi aku tak begitu menghiraukan, aku hanya menjelaskan kalau pacar sedang butuh aku makanya sering bersama pacar dibanding Alin. Tanpa ku sadari Alin juga tengah bersedih, tapi kesanku hanya biasa saja. Tidak terlalu menanggapi. Sampai akhirnya dia sedikit menjauh.  Aku pun tak merasa dan tak peduli, sampai akhirnya aku dan pacarku bertengkar hebat. Permasalahan yang begitu rumit membuat kami puuutuuuss. 

Kesedihan merundungku setiap hari. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Hari-hariku duka. Sampai akhirnya aku mulai mencari-cari sahabatku. Dia sedikit masam melihatku datang dengan sebuah masalah, meskipunaku tahu dia sebenarnya tak rela melihatku bersedih. 

Dukaku semakin mendalam jikalau aku kehilangan sahabat. Di atas tempat tidur hari-hariku lewati tanpa kekasih hati dan sahabat. Kucoba meminta maaf pada Alin. Baik via telpon dan langsung, tapi tak kunjung dia memafkan. Sampai akhirnya aku putus asa, tak makan, tak kuliah. Siang bolong aku tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku buka dan kejutan, Alin datang. Tanpa menunggu lama aku memeluknya erat sambil ku katakan maaf. Hujan air mata hari itu. kami pun akur saat itu, Alin pun menjadi malaikat yang dikirim tuhan penghibur lara dan penyembuh luka. Dari situ aku menyesal dan tak akan lagi meninggalkan sahabat hanya untuk pacar. Karena sahabat tidak akan meninggalkan, tetapi pacar akan meninggalkan pacar demi pacar lain. 


***
Unsur Intrinsik:


A. Judul: Cinta Teman Terbaik

B. Tema: persahabatan

C. Alur: maju

D. Sudut pandang: tokoh utama pelaku utama, menggunakan kata “aku”

E. Deskripsi Tokoh dan penokohan: 
  1. Alin berparas manis, bertubuh tinggi dan kulitnya sawo matang: baik, pemaaf, 
  2. Siska: baik namun pernah salah langkah karena sempat melupakan sahabat hanya karena orang baru.

F. Latar : 
  1. Waktu: pagi dan siang hari.
  2. Tempat: kost, kampus, stasion, dalam kereta.

G. Amanat : kalau punya teman baru, teman lama jangan dilupakan.

Unsur ekstrinsik:
A. Nilai sosial: saling memberi perhatian di saat sakit
B. Nilai pendidikan: semangat belajar di kampus yang baru
C. Nilai budaya: memberi kejutan saat  ulang tahun
D. Nilai keagamaan: sholat bersama dan saling mengingatkan di saat lalai sholat

III

Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan banyak orang-orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke sekolah.

Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya, merka akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka pergi ke swalayan untuk membeli sebuah kado  dan kue yang akan mereka belikan untuk nenek shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan cucu dari sang Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan  uang saku Cuma-Cuma  kepada mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain basket. Meskipun hobi mreka yang berbeda  tetapi mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly selalu setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk melanjutkan membaca novel. 

“Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti dari Yenni.  “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari keberadaannya. “ maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan sebelum pulang, karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika “ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan yang diberikan Yenni akhirnya Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni dengan sedikit marah. 

Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek Shelly. Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan mereka belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek yang berwarna cukup cerah membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk mereka berikan kepada Nenek. Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena, Nenek Shelly juga selalu menyamakan kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua keluarga Shelly. Bagi Yenni mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau keluarga Shelly yang lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di Rumah Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang.

Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly. Selain itu baik keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni.

Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni  sering pergi meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain, Yenni selalu merasa kesepian  bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah. Ibu Yenni telah lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa kesepian karena baginya persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut saja tetapi dibuktikan dengan nyata.

Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Instrinsik

a. Tokoh
 -Shelly
 -Yenni
 -Nenek

b. Penokohan
 -Shelly : Baik, Rajin, Pintar
 -Yenni : Baik, Malas
 -Nenek: Baik

c. Latar
 - Sekolah
 - Swalayan
 - Rumah Nenek

d. Sudut Pandang
Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain.

e. Tema
Persahabatan

f. Amanat
Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang lain walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.


2. Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan penulis adalah adanya kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat menguatnya persahabatan yang diceritakan oleh penulis.  

Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen

a. Nilai Budaya
Nilai Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah kuatnya persahabatan yang masih terjalin diantara mereka walaupun perbedaan sifat yang mereka miliki.

b. Nilai Moral
Nilai Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita harus senantiasa meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu kepada sahabat terdekat sekalipun.






                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar