Sahabat Setia
Judul
Cerpen Sahabat Setia
Cerpen Karangan: Siti Masito Hasana
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 7 September 2015
Cerpen Karangan: Siti Masito Hasana
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 7 September 2015
I.
Aku
Fanya. Aku sekolah di SMA favorit di Jakarta. Di sekolah aku punya sahabat
bernama Nabila kami sudah bersahabat sejak kecil.
Pukul
07:00 bel berbunyi tanda bahwa jam pelajaran sudah harus dimulai.
“Pagi
anak-anak” sapa Ibu guru yang memasuki kelas.
“Pagi
Bu” jawab semua murid.
“anak-anak
hari ini kalian belajar sendiri ya karena Guru akan mengadakan rapat” Bu Guru.
“yessss!!!”
teriak murid.
“diam!
Silahkan belajar” Kata Bu Guru meninggalkan kelas.
Sungguh
kelas menjadi heboh hanya karena guru rapat tapi memang beruntung bagi pelajar
jika sedang ada rapat.
Aku
menghampiri Nabila yang sedang melamun. Mungkin dia sedang melamunkan Rangga
orang yang ia sukai tapi aku juga menyukainya. Ya, kami sama-sama menyukai
Rangga tapi aku dan dia selalu menjaga perasaan sahabatnya saat ingin mendekati
Rangga. Kami takut persahabatan kami hancur apalagi hanya karena merebutkan
lelaki.
“Hei Nabila” sapaku mengejutkannya.
“eh Fanya, ada apa?” jawab Nabila
kaget.
“tidak ada, kau sedang melamunkan
apa?” tanyaku.
“hem… itu.. anu.. tidak ada” jawab
Nabila gugup.
“sudah tidak usah berbohong, kau pasti
sedang melamunkan Rangga bukan?” jawab dan tanyaku.
“iya, tapi aku tidak punya hubungan apa-apa
dengannya” jawab Nabila.
“oh tak apa jika kau punya hubungan
juga aku tak marah” jawabku.
“tentu tidak aku akan menjaga
persahabat kita Fa, tapi aku hanya bingung kemarin dia menyatakan kalau dia
ingin menjadi pacarku tapi aku menolaknya lalu hari ini aku dengar dia sudah
berpacaran dengan Keyla” jawab Nabila.
“Apa? sungguh gila dia, kemarin dia
juga meminta aku menjadi pacarnya tapi aku menolaknya dan dia juga mengatakan
itu padamu”
“Hah? Gila apa maksud dia seperti itu”
Nabila.
“entahlah, tetapi mengapa kau tak
bicara padaku semalam, bukankah semalam kita bertemu?” tanya Fanya.
“maaf, aku takut kau marah padaku”
Jawab Nabila.
“aku tak akan marah dengan sahabatku”
Jawabku.
“beruntung kita tidak tertipu oleh
Rangga” Nabila.
“Dia itu hanya lelaki Play boy yang
ingin merusak persahabatan kita” jawabku.
“lain kali kita harus hati-hati jika
menyukai orang” Nabila.
“ya benar, kita juga harus saling
terbuka dengan sahabat” jawabku.
Kami pun berpelukan. Mulai saat itu kami tak pernah lagi
berdekatan dengan Rangga dan kami selalu saling terbuka satu sama lain.
II
Udara
pagi ini begitu menyejukkan. Membuat pagiku terasa panjang hingga enggan
beranjak dari tempatku terpejam. Hari ini hari senin, hari pertamaku masuk
kuliah. Terburu-buru aku mandi karena bangun kesiangan. Sesampainya di kampus
aku mulai ikut kegiatan kampus, yaitu ospek. Namaku Siska. Aku bahagia karena
bisa kuliah di universitas harapanku. Ku mulai hari dengan semangat. Di sini,
di kampus ini aku belajar dan mulai mencari teman. Hari pertama ospek
terlewati. Teman pun telah ku miliki, meskipun masih terasa asing dan
aneh. Nama temanku Alin. Dia gadis yang manis, tinggi, dan kulitnya sawo
matang. Aku tak tau dia baik atau tidak. Awal perkenalan sih baik, tapi tak
tahu watak aslinya. Harapanku selalu baik.
Seminggu
masa ospek berlalu. Aku mendapat banyak teman baru. Tapi tak ku lupakan teman
pertama kali aku masuk. Yah, Alin masih menjadi dekat. Semakin lama semakin
dekat. Hari-hari kami lewati bersama. Mulai dari mengerjakan tugas bareng,
jalan-jalan bareng, curhat bareng, mandi pun mungkin bareng meski di tempat berbeda.
Satu
semester telah terlewati, persahabatan kami semakin langgeng. Saling mengerti,
memberi perhatian di saat sakit, memberi kejutan di saat ulang tahun, solat
bersama, dan mengingatkan di saat lalai tidak mengerjakan solat. Banyak hal
yang sudah kami lalui. Banyak kesamaan di antara sikap kami. Ya, sama-sama
berparas judes, galak, keras kepala, dan galau soal pacar. Seringnya kami
gonta-ganti pacar membuat kami sering mengalami kejombloan.
Libur
semester 2 sudah menanti, aku bersiap untuk pelang ke rumah orang tuaku. Ya,
begitulah anak kos, setiap libur selalu pulang. Aku termasuk anak yang sedikit
manja. Tidak mau lama jauh dari orang tua. Sekalinya sudah mau dekat libur
selalu aku tak pernah melewatkan menghitung kalender untuk pulang. Kuliahku di
Palembang dan rumah orang tuaku di Lampung. Butuh waktu berjam-jam sampai ke
sana.
Libur
telah tiba, aku menikmati liburanku bersama keluarga. Ya sesekali aku maen
dengan teman kecilku dekat rumah. Kesedihan mulai muncul jikalau masa
libur habis. pagi-pagi aku sudah dibangunkan ibuku untuk siap-siap ke stasion
pulang ke kosan. Aku murung karena belum rela meninggalkan rumah. Di keretapun
aku hanya bosan. Saat akan sampai tiba-tiba aku bertemu dengan teman yang tidak
akrab. Aku hanya memberikan senyuman. Setelah sampai aku pun berpisah
dengannya. Hari-hari di kos mulai aku lalui. Pagi kuliah, ketemu Alin ngerumpi
sambil makan dan tak bosan-bosan. Saat malam aku buka-buka akun sosmed. Gak
nyangka ada yang ngechat. Maklum, orang jomblo ada yang ngechat agak seneng.
Setelah aku buka.. jeng-jeng... dari orang yang ketemu di kereta. Mulailah dari
situ kami ngobrol dan tukeran nomor hp.
Awal
kedekatan kami smsan, telponan. Tak lupa aku ceritakan pada Alin soal itu.
belum lama kedekatan itu aku jalan dan.. akhirnya jadian. Senangnya punya pacar
baru, ada yang perhatian lebih. Dari situ aku sering diantar jemput kuliah
meskipun gak setiap hari. Awal pacaran aku masih sering bersama Alin. Namun,
lama-kelamaan aku sering menghabiskan waktu dengan pacar baruku. Kemana-mana
selalu sama dia. Makan, main, ke toko buku, belanja hampir setiap hari bersama
kecuali pas tidur dan mandi kami tidak bersama. Hal-hal itu membuat
persahabatanku dengan Alin renggang.
Sempat
Alin mengatakan kesahnya karena aku tidak ada waktu bersamanya lagi. Tapi
aku tak begitu menghiraukan, aku hanya menjelaskan kalau pacar sedang butuh aku
makanya sering bersama pacar dibanding Alin. Tanpa ku sadari Alin juga tengah
bersedih, tapi kesanku hanya biasa saja. Tidak terlalu menanggapi. Sampai akhirnya
dia sedikit menjauh. Aku pun tak merasa dan tak peduli, sampai akhirnya
aku dan pacarku bertengkar hebat. Permasalahan yang begitu rumit membuat kami
puuutuuuss.
Kesedihan
merundungku setiap hari. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Hari-hariku duka.
Sampai akhirnya aku mulai mencari-cari sahabatku. Dia sedikit masam melihatku
datang dengan sebuah masalah, meskipunaku tahu dia sebenarnya tak rela
melihatku bersedih.
Dukaku
semakin mendalam jikalau aku kehilangan sahabat. Di atas tempat tidur hari-hariku
lewati tanpa kekasih hati dan sahabat. Kucoba meminta maaf pada Alin. Baik via
telpon dan langsung, tapi tak kunjung dia memafkan. Sampai akhirnya aku putus
asa, tak makan, tak kuliah. Siang bolong aku tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk
pintu. Aku buka dan kejutan, Alin datang. Tanpa menunggu lama aku memeluknya
erat sambil ku katakan maaf. Hujan air mata hari itu. kami pun akur saat itu,
Alin pun menjadi malaikat yang dikirim tuhan penghibur lara dan penyembuh luka.
Dari situ aku menyesal dan tak akan lagi meninggalkan sahabat hanya untuk
pacar. Karena sahabat tidak akan meninggalkan, tetapi pacar akan meninggalkan
pacar demi pacar lain.
***
Unsur
Intrinsik:
A.
Judul: Cinta Teman Terbaik
B. Tema: persahabatan
C. Alur: maju
D. Sudut pandang: tokoh utama pelaku utama, menggunakan kata “aku”
E. Deskripsi Tokoh dan penokohan:
- Alin berparas manis, bertubuh
tinggi dan kulitnya sawo matang: baik, pemaaf,
- Siska: baik namun pernah salah
langkah karena sempat melupakan sahabat hanya karena orang baru.
F.
Latar :
- Waktu: pagi dan siang hari.
- Tempat: kost, kampus, stasion,
dalam kereta.
G.
Amanat : kalau punya teman baru, teman lama jangan dilupakan.
Unsur ekstrinsik:
A.
Nilai sosial: saling memberi perhatian di saat sakit
B.
Nilai pendidikan: semangat belajar di kampus yang baru
C.
Nilai budaya: memberi kejutan saat ulang tahun
D.
Nilai keagamaan: sholat bersama dan saling mengingatkan di saat lalai sholat
III
Pada
suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka
bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan
banyak orang-orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi
sebelum berangkat kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama
berangkat ke sekolah.
Pada
siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya,
merka akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka
pergi ke swalayan untuk membeli sebuah kado dan kue yang akan mereka
belikan untuk nenek shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik
dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan cucu dari sang Nenek. Bukan hanya
itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan uang saku
Cuma-Cuma kepada mereka.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari
Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya
di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi
yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain
basket. Meskipun hobi mreka yang berbeda tetapi mereka tetap dapat
bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly selalu setia menunggu
Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk melanjutkan membaca novel.
“Aduh
Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap
Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti
dari Yenni. “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari
keberadaannya. “ maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan sebelum pulang,
karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika “ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal
sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan yang diberikan Yenni akhirnya
Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah bilang, kalo
ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni
dengan sedikit marah.
Setelah
sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera
membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek
Shelly. Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan
mereka belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek
yang berwarna cukup cerah membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan
cocok untuk mereka berikan kepada Nenek. Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah
neneknya juga karena, Nenek Shelly juga selalu menyamakan kasih sayang yang ia
berikan kepada Shelly dan Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua
keluarga Shelly. Bagi Yenni mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek
atau keluarga Shelly yang lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan
apa saja yang mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka
sudah ditunggu di Rumah Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka
memutuskan untuk cepat-cepat pulang.
Sesampainya
di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly sudah
mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di
dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly.
Selain itu baik keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni.
Yenni
hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni sering pergi
meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain,
Yenni selalu merasa kesepian bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah.
Ibu Yenni telah lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni
berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni tidak pernah bertemu
Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang Ibu semenjak kedua
orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada di
dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa kesepian karena baginya
persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut saja tetapi dibuktikan
dengan nyata.
Analisis
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
1.
Unsur Instrinsik
a.
Tokoh
-Shelly
-Yenni
-Nenek
b.
Penokohan
-Shelly : Baik, Rajin, Pintar
-Yenni : Baik, Malas
-Nenek: Baik
c.
Latar
- Sekolah
- Swalayan
- Rumah Nenek
d.
Sudut Pandang
Dalam
penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut pandang
orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain.
e. Tema
Persahabatan
f. Amanat
Amanat
yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang lain
walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.
2.
Unsur Ekstrinsik
Latar
Belakang Masyarakat
Latar
belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan penulis
adalah adanya kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat menguatnya
persahabatan yang diceritakan oleh penulis.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam Cerpen
a.
Nilai Budaya
Nilai
Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah kuatnya persahabatan
yang masih terjalin diantara mereka walaupun perbedaan sifat yang mereka
miliki.
b.
Nilai Moral
Nilai
Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita harus senantiasa
meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu kepada sahabat terdekat
sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar